Oleh: Nazril Hasan
Tidarislam.co- Dalam kehidupan tentunya akan ada beberapa masalah yang kerap muncul. Entah itu masalah personal maupun masalah impersonal. Apalagi masalah yang berkaitan dengan spiritualitas seperti beragama. Di negara Indonesia sendiri yang kaya akan perbedaan, topik seperti ini menjadi daya tarik sendiri bagi beberapa orang.
Dikarenakan masih banyaknya kasus-kasus intoleransi yang sering terjadi akibat dari perbedaan tersebut. 6 Agama yang diakui di Indonesia seperti agama Islam, Kristen Protestan, Kristen Katolik, Hindu, Buddha dan Konghucu. Dengan beberapa agama yang telah diakui di Indonesia menjadikan Indonesia menjadi salah satu negara dengan tingkat spiritulitas tinggi berdasarkan survei yang dilakukan oleh Riset Pew Research Center.
Dari survei tersebut didapatkan sebuah fakta bahwa 96% masyarakat di Indonesia percaya dengan keberadaan tuhan. Tentu hal ini didasari dengan pemikiran bahwa percaya kepada tuhan itu menjadi bagian juga dalam kehidupan mereka. Sehingga hal ini menjadi sebuah pencapaian bagus bahwa Indonesia dapat dikatakan sebagai negara paling religius.
Walaupun demikian, tentunya ada problematika tersendiri terhadap keberagaman agama tersebut. Salah satunya adalah problem toleransi. Toleransi merupakan sebuah sikap dimana kita menghargai perbedaan yang ada tanpa adanya keikutsertaan dalam hal tersebut. Sikap toleransi sendiri sangat diperlukan dalam kehidupan bermasyarakat, karena dengan adanya sikap toleransi kita bisa tetap menghormati segala hal yang berbeda dari diri kita.
Akan tetapi, banyak orang yang belum mengerti dengan pentingnya sikap toleransi dalam kehidupan. Hal ini menimbulkan berbagai stigma buruk yang timbul di beberapa kalangan masyarakat. Ini merupakan sebuah problematika yang sampai saat ini belum hilang dalam kehidupan bermasyarakat. Toleransi beragama di Indonesia memang terlihat tinggi, namun dibalik itu semua masih ada beberapa kasus intoleransi yang sering terjadi. Seperti halnya kasus bom natal pada tahun 2000.
Baca juga: Meneroka Indeks Kerukunan Beragama di Indonesia
Tragedi ini merupakan salah satu kasus yang cukup fenomenal pada zamannya karena menargetkan sebuah gereja di daerah Mojokerto. Walaupun memang terkesan tidak banyak korban jiwa, akan tetapi ini menjadi salah satu sikap intoleransi dalam kehidupan. Tragedi yang menewaskan salah satu anggota GP Anshor yang bernama Alm Riyanto, merupakan akibat dari adanya pemahaman agama yang salah.
Cukup disayangkan memang dengan adanya kejadian seperti kasus tersebut. Akan tetapi jika berkaca dari beberapa tahun sebelumnya, hal ini memang masih menjadi sebuah problematika tersendiri yang dapat dirasakan di negara kita. Tidak hanya dari kasus itu saja masih banyak kasus intoleransi lain yang terjadi di Indonesia seperti kasus Bom Bali 2002, perusakan gereja di Batam, larangan pembangunan Gereja Katolik di Gresik dan masih banyak kasus lainnya.
Kasus-kasus tersebut bisa terjadi dikarenakan adanya pemahaman yang salah dalam beragama. Mereka cenderung tidak menerima perbedaan keyakinan yang mana itu menjadi sebuah permasalahan yang mungkin masih kita rasakan dalam kehidupan sehari-hari. Tidak hanya pemahaman yang salah dalam beragama, masih ada hal-hal lain yang bisa mengakibatkan sikap intoleransi. Seperti radikalisme, kurangnya pemahaman mengenai batas toleransi serta intervensi dari masalah politik juga bisa menjadi sumber dari sikap intoleran.
Islam Menganjurkan Toleransi Agama
Dalam agama Islam sendiri, kita sudah diperingatkan oleh Allah SWT mengenai pentingnya toleransi. Islam mengajarkan untuk saling menghargai dan ini juga tercantum pada surat Al-Kafirun ayat 6:
“Untukmu agamamu dan untukku agamaku”.
Dari ayat di atas sudah jelas sekali bahwa kita harus menghargai berbagai keyakinan yang ada walaupun beda dari kita. Dan tentunya hal itu memiliki sebuah batas yang harus dipatuhi. Islam tidak mengajarkan sikap intoleransi terhadap pemeluk agama lain. Justru dalam islam kita dianjurkan untuk saling menghormati, menghargai segala perbedaan. Kita diharuskan untuk saling hidup berdampingan secara rukun.
Hal ini menjadikan bahwa dalam perspektif Islam sendiri, sikap toleransi antar umat beragama sangatlah dianjurkan. Karena dengan adanya sikap toleransi, sehingga menciptakan kerukunan di lingkungan masyarakat. Islam memiliki tujuan untuk menyatukan bukan memecah belah, dan ini juga sejalan dengan apa yang sudah dituangkan dalam Pancasila pada sila ke-1 dan ke-3.
Bahkan Allah SWT sendiri berulang kali menegaskan bahwa kita sebagai manusia harus saling tolong-menolong tanpa membedakan suku, ras, budaya maupun agama sekali pun karena Allah SWT telah berfirman dalam Surat Al-Baqarah ayat 256:
“Tidak ada paksaan dalam (menganut) agama (Islam). Sungguh, telah jelas jalan yang benar dari jalan yang sesat. Siapa yang ingkar kepada tagut dan beriman kepada Allah sungguh telah berpegang teguh pada tali yang sangat kuat yang tidak akan putus. Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”
Dan tidak hanya itu pula, masih banyak sekali firman Allah SWT mengenai toleransi apalagi mengenai toleransi dalam beragama. Seperti yang tertuang dalam Surat Al-An’am ayat 108:
“Janganlah kamu memaki (sesembahan) yang mereka sembah selain Allah karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa (dasar) pengetahuan. Demikianlah, Kami jadikan setiap umat menganggap baik pekerjaan mereka. Kemudian kepada Tuhan merekalah tempat kembali mereka, lalu Dia akan memberitahukan kepada mereka apa yang telah mereka kerjakan.”
Sikap toleransi menjadi sebuah sikap yang harus dimiliki manusia. Sebab dalam kehidupan, banyak sekali hal yang tentunya berbeda dari diri kita sendiri. Namun, itu bukan menjadi suatu alasan untuk saling menghina satu sama lain. Justru Allah SWT sangat menyayangi orang yang selalu menghormati serta menghargai segala perbedaan.
Sebab, hal itu bisa mengeratkan tali persaudaraan di antara mereka. Kehidupan rukun dan damai. Tenang dan sejahtera merupakan sebuah suasana yang sangat dicintai oleh Allah SWT. Maka dari itu kita sebagai manusia yang beriman, hormatilah serta menghargai segala hal yang berbeda dari kita tanpa harus mengikutinya. Wallahua’lam.
Baca juga: Implementasi I’tidal (Adil) sebagai Sikap Moderat dalam Masyarakat Multikultural
One thought on “Toleransi Beragama dalam Perspektif Syariah”