Seputar Haji (10): Kisah Amer al-Mahdi tentang Determinasi Iman, Mimpi, dan Keajaiban.

Oleh: Muhammad Nur Prabowo Setyabudi

Tidarislam.co- Momentum ibadah Haji setiap tahun selalu menyimpan kisah-kisah inspiratif dan menakjubkan di balik perjalanan spiritual para peziarah ke Baitullah. Kisah Amer al-Mahdi adalah salah satu kisah paling spektakuler yang menggambarkan kuatnya determinasi iman, niat, impian, dan keajaiban menjalankan haji.

Pemuda tersebut bernama Amer al-Mahdi Mansur al-Khadafi, termasuk gelombang terakhir jamaah haji asal Libya. Amer telah lama bermimpi bisa melaksanakan ibadah haji. Hingga musim haji tiba, ia telah memenuhi seluruh persyaratan yang diperlukan untuk pemberangkatan haji, sehingga ia sudah bersiap melaksanakan ibadah haji dan tiba waktunya untuk pemberangkatan di bandara Tripoli.

Setibanya di bandara, ia menjalani proses registrasi bersama jamaah haji Libya yang lain. Namun ternyata ia harus menghadapi kendala di bagian imigrasi. Nama belakangnya “al-Khadafi”, yang merupakan nama bekas penguasa Libya Muammar al-Khadafi, membuatnya terganjal pada sistem imigrasi. Sistem imigrasi otomatis menandainya sebagai jamaah yang “berresiko”. Petugas mengatakan bahwa ini adalah penerbangan haji terakhir, dan Amer tidak bisa berangkat haji tahun ini.

Tekadnya untuk bisa melaksanakan haji sudah sangat kuat. Tetapi ia harus menghadapi sistem imigrasi yang sedemikian ketat hingga memakan waktu. Sementara pihak penerbangan menyatakan bahwa ia tidak bisa berangkat tanpa urusan imigrasi selesai. Meski paspornya ditahan, Amer tetap tidak bergeming. Baginya, jika ia diundang ke Rumah Allah, maka ia harus datang. Jika Allah yang menghendaki, apapun pasti bisa terjadi, dan ia akan bisa berangkat haji entah bagaimanapun caranya.

Pihak penerbangan yang tidak bisa menunggu Amer memutuskan pesawat harus segera terbang karena ketentuan jadwal penerbangan. Pesawat pun lepas landas membawa rombongan haji meninggalkan Amer sendiri di bandara.

Amer tidak ingin pulang kembali. Ia mengatakan kepada pihak bandara:

“Aku tidak akan meninggalkan bandara. Aku tidak akan pulang kecuali menuju haji”.

Tak kuasa melawan sistem imigrasi, Amer hanya berdoa, berpasrah, dan bertawakkal kepada Allah untuk mempertahankan niat hatinya itu sembari menunggu di bandara.

Keajaiban

Beberapa menit setelah pesawat tinggal landas, ternyata pesawat yang mengangkut rombongan jamaah haji Libya itu mengalami kendala teknis pada sistem udara. Perjalanan tidak mungkin dilanjutkan karena berresiko bagi jamaah. Pilot memutuskan untuk kembali lagi ke bandara untuk perbaikan pesawat.

Setelah pesawat selesai diperbaiki kemudian segera tinggal landas, berangkat tanpa Amer. Amer masih tetap menunggu di bandara di tengah ketidakpastian nasib imigrasi. Saat petugas memintanya pulang, Amer tetap saja berkata:

“Aku tidak akan meninggalkan bandara. Aku tidak akan pulang kecuali menuju haji”.

Setelah beberapa menit mengudara, pesawat ternyata untuk kedua kalinya mengalami gangguan teknis. Perjalanan tidak mungkin dilanjutkan karena berresiko dan harus kembali. Pilot menerbangkan pesawat kembali ke bandara untuk diperbaiki.

Dua kejadian gagal terbang ini membuat pilot bertanya-tanya dalam hati atas sesuatu yang tidak lazim dan ada sesuatu yang salah. Pilot kemudian bertanya kepada tim:

Apakah jamaah Amir sudah ikut dalam pesawat?”.

Timnya memberitahu bahwa ia masih ditinggal di bandara karena kendala imigrasi belum selesai. Setelah mendarat, sang pilot kemudian mengambil keputusan:

Kami tidak akan bisa pergi tanpa Amer bersama kami”.

Akhirnya Amer dibebaskan dari urusan imigrasi. Pihak imigrasi dan penerbangan mengizinkan Amer untuk terbang berangkat haji. Tampak wajah senyum dari Amer ketika keluar dari kantor imigrasi menuju pesawat sambil membawa satu buah pakaian ihram yang akan dikenakannya.

Banyak yang terheran-heran dengan kejadian ini. Seolah pesawat tidak mau meninggalkan Amer sendirian, dan mereka penasaran dengan apa yang dilakukan Amer.

Ia disambut antusias para petugas yang menyampaikan selamat kepadanya, seraya memuji dan mengatakan: “Barakat barakat barakat ya Syaikh Amer! Da’watukum!” (Semoga berkah, berkah, berkah, doakan kami juga wahai Syaikh Amer)

Selesai diperbaiki dan semuanya siap, saatnya pesawat berangkat lagi. Rombongan haji yang lain tetap berada di pesawat, dan tinggal menunggu Amer untuk bergabung dalam rombongan penerbangan. Kehadirannya dalam rombongan mendapatkan sambutan hangat. Benar saja, selama dalam perjalanan ketiga ini tidak ada kendala teknis yang dialami pesawat hingga selamat sampai tiba di Jeddah Arab Saudi.

Baca juga: Seputar Haji (1) Perjalan Spiritual Menuju Baitullah

Gambar ketika Amer al-Mahdi hendak menaiki pesawat.

Inspirasi

Peristiwa ini sebetulnya terjadi pada tahun 2024, tetapi kembali menjadi viral pada musim haji tahun 2025 ini. Kisah yang dialami Amer ini pertama kali dilaporkan oleh Gulf News dan About Islam pada 24 Mei 2024, dan sejak itu viral di media sosial. Keteguhan hatinya menginspirasi banyak umat Muslim di dunia. Kisah ini kemudian mengundang banyak komentar positif dari netizen, hingga ada yang menulis:

“Bagaimana Allah meninggalkannya, sementara dia tidak pernah meninggalkan Allah!”.

Sebagian lagi ada yang berkomentar:

“Rahasia apa yang Anda lakukan wahai Amer sehingga Allah mencintaimu secara ‘ugal-ugalan’?”

Ibadah haji memang sarat kisah pengalaman spiritual. Kisah Amer yang fenomenal ini hanya satu di antara kisah-kisah menakjubkan yang terdengar pada setiap musim perjalanan haji. Kisah ini menjadi inspirasi banyak orang bahwa haji sesungguhnya merupakan bentuk panggilan suci, dan panggilan itu diberikan kepada orang-orang yang memiliki ketulusan niat, tekad, usaha, dan keikhlasan hati untuk melaksanakan ibadah haji. Kisah ini juga menjadi inspirasi bagi determinasi doa yang dapat mengubah takdir seseorang. Wallahua’lam.

Tidarislam.co

Baca juga: Keberanian untuk Beriman

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *