JATMA Aswaja Gelar Zikir Nasional dan Ikrar Bela Negara Lintas Agama, Bukti Bahwa Spiritualitas dan Kebangsaan Bukan Lagi Dikotomi

Gambar: Di hadapan lebih dari 50 ribu jamaah termasuk anak-anak muda, Sekjen JATMA Aswaja mengapresiasi Program Ekonomi Presiden Prabowo yang selaras dengan nilai Al-Quran

Tidarislam.co- (Jakarta, 10 Agustus 2025) Sekretaris Jenderal Jamiyah Ahlith Thariqah Al Mutabarah Ahlussunnah Wal Jamaah (JATMA ASWAJA), KH. Helmy Faishal Zaini, menegaskan bahwa salah satu pesan utama dari gelaran Zikir Kebangsaan dan Ikrar Bela Negara di Masjid Istiqlal adalah menjaga dan mengawal Pancasila serta NKRI sebagai kesepakatan final bangsa.

Menurut Helmy, di tengah dinamika global dan tantangan domestik, penting bagi seluruh elemen bangsa untuk membangun kohesi sosial, menjaga ikatan persaudaraan yang kokoh agar potensi disintegrasi yang dapat muncul dari berbagai faktor, mulai dari ekonomi, politik, hingga budaya dapat diredam.

“Pesan pertama adalah kita berkomitmen untuk mengawal Pancasila dan NKRI sebagai bentuk final. Kedua, kita harus terus membangun kohesi sosial di masyarakat agar ancaman disintegrasi dapat diredam. Para tokoh lintas agama yang hadir dalam acara ini pada dasarnya punya komitmen yang sama: menjadikan acara ini semakin dekat dengan umatnya,” ungkap Helmy.

Acara yang dihadiri oleh tokoh lintas agama ini, menjadi simbol kuat bahwa nilai-nilai kebangsaan dan spiritualitas dapat berjalan seiring. Keterlibatan pemuka agama dari berbagai keyakinan. Mulai dari Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, hingga Konghucu menjadi bukti bahwa persatuan lintas iman adalah fondasi penting untuk mempertahankan keutuhan Indonesia.

Dengan momentum peringatan 80 tahun kemerdekaan Republik Indonesia, JATMA ASWAJA mengajak seluruh masyarakat untuk menjadikan cinta tanah air sebagai bagian dari ibadah, dan menjaga kerukunan sebagai amanah kebangsaan yang diwariskan para pendiri Republik, dengan Zikir dan komitmen untuk bela negara.

Selain menguatkan ukhuwah, acara ini juga membawa pesan pemberdayaan ekonomi sebagai bagian integral dari bela negara. Helmy juga mengapresiasi Presiden Prabowo Subianto atas program-program pro-rakyat seperti koperasi desa dan MBG, yang mendorong pemerataan hasil pembangunan.

“Semakin hari saya kira harus semakin menunjukan bahwa negara ini hadir di tengah-tengah masyarakat, dan kami sampaikan apresiasi pada Presiden Prabowo Subianto yang program-programnya kental sekali dengan program pro rakyat, MBG, ada koperasi desa,” ujarnya.

Menurutnya, program-program Prabowo bagian dari afirmasi, pembangunan harus dirasakan oleh setiap warga negara Indonesia. Tak hanya dirasakan oleh segelintir orang saja dan itu sangat sesuai dengan spirit acara ini.

“Ini sejalan dengan spirit kita pada malam hari ini, yaitu cinta Tanah Air sekaligus juga pemberdayaan ekonomi. Jadi saya mengutip dalam Al-Qur’an disebutkan, janganlah harta itu berputar-putar pada segelintir orang kaya di antara kalian, nah ini Presiden Prabowo ini memiliki komitmen untuk yang menikmati pembangunan ini juga harus seluruh warga masyarakat. Jadi keadilan yang merata,” jelasnya.

Menariknya lagi, Zikir Nasional dan Ikrar Bela Negara yang dihadiri lebih dari 50 ribu jemaah dari berbagai kota di Indonesia itu, juga diramaikan oleh berbagai kalangan. Dari keluarga, orang tua hingga anak muda.

Jika biasanya anak-anak muda ramai di acara konser, kali ini mereka juga ramai mengikuti acara zikiran di masjid Istiqlal. Hal ini disampaikan langsung oleh Siti Rahma (35), asal Yogyakarta.

“Saya senang sekali melihat anak-anak muda yang biasanya rame di konser, ternyata juga semangat hadir di Zikir Nasional. Saat acara dimulai, rasanya hati ini adem. Ada momen haru saat zikir,” jelas Rahma.

Meski jarak tempuhnya ratusan kilometer, bagi Rahma, kegiatan tersebut menjadi momentum penting baginya untuk berzikir dan berdoa bersama untuk kemaslahatan bangsa dan negara Indonesia.

Baca juga: Lima Tarekat Terbesar di Dunia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *