Oleh: Jabrohim
Ia tidak muncul
Bukan karena tubuhnya lemah
Melainkan karena nuraninya lebih kuat dari tepuk tangan
Ia tidak datang
Bukan karena tak diundang
Melainkan karena undangan itu terlalu kecil
Untuk menampung kegelisahannya pada negeri
Orang-orang memanggil namanya
Padahal ia sedang sibuk menanggalkan namanya
Agar tidak menghalangi siapa-siapa menuju Tuhan
Ia pernah bilang
Bahwa cinta pada umat tak cukup dengan pidato
Dan bahwa agama tidak akan menjadi jalan
Selama masih dijadikan pajangan
Kini ia sedang memunguti
Sisa-sisa akal sehat yang tercecer
Di antara berita yang menjual dusta sebagai data
Di antara khutbah yang lupa
Bahwa Allah tidak berumah di podium
Ia diam
Bukan karena kehilangan kata
Tapi karena kita sudah kehilangan pendengaran
Ia memilih menjadi tiada
Agar kita ingat bahwa yang sejati
Tak pernah butuh sorotan atau selebrasi
Hanya butuh satu hal
Jujur kepada Allah
(Salakan Karangkajen, 27 Mei 2025)
Baca juga: Dokumentasi Karya Emha Ainun Najib Sebelum Berusia 40 Tahun