Di Balik Prestasi Gemilang Qori Cilik Muhammad Najmi Alvaro

Tidarislam.co- Satu lagi prestasi anak bangsa di level internasional dalam bidang ilmu al-Quran, khususnya seni membaca al-Quran. Muhammad Najmi Alvaro, Qori asal Kalimantan Tengah, berhasil menorehkan prestasi dalam beberapa ajang perlombaan seni baca al-Quran tingkat internasional. Prestasinya tidak hanya berhasil mencuri perhatian publik di Indonesia, tetapi juga masyarakat dunia.

Najmi Alvaro sendiri lahir pada 23 Juli 2012, dan tinggal di Tamiang Layang, Barito Timur, Kalimantan Tengah. Terlahir dari pasangan Suhaimi dan Nagina Juliansa. Sempat sekolah di MIN 1 Barito Timur hingga kelas 5, tetapi kemudian meninggalkan kampung halamannya untuk melanjutkan belajar agama ke Pesantren Alkautsar, Pondok Cabe, Tangerang Selatan. Sembari mondok, ia sekolah di MI Sa’adatudawam, dan kini duduk di kelas 6.

Sebagai qori cilik yang baru menginjak 11 tahun, Najmi Alvaro telah menorehkan berbagai prestasi internasional, antara lain: Juara 1 MTQ Internasional Talibeer tahun 2024 di Abu Dhabi, Juara 3 MTQ Internasional Al Ameed tahun 2025 di Irak, Juara 1 MTQ Internasional Tijan Annour tahun 2025 di Qatar, dan terakhir, ia sempat menjadi tamu kehormatan dalam sebuah acara di Mahfel TV di Iran pada Januari 2025. Acara yang disiarkan di beberapa stasiun TV di Iran ini merupakan ajang pencarian bakat pembaca al-Quran yang disiarkan setiap bulan Ramadhan.

Gambar: Penampilan Muhammad Najmi Alvaro di acara Majelis Al-Quran di sebuah stasiun TV di Iran 2025.

Mengasah Bakat Meraih Prestasi Gemilang

“Menuntut ilmu di waktu kecil, bagaikan mengukir di atas batu”. Kiranya pepatah Arab itu yang pas untuk mengilustrasikan proses perjuangan menimba ilmu dan mengukir prestasi yang sedang dijalani Najmi Alvaro, meski harus menjalani perantauan jauh dari orang tua.

Namun di balik prestasi yang ditorehkan Najmi Alvaro, ternyata ada beberapa hal yang menarik terkait prosesnya mengasah bakat dan berpretasi. Kuatnya dorongan orang tua, dukungan dari kolega, dan kedisiplinan yang tinggi untuk terus mengasah skill menjadi rahasia di balik prestasinya.

Najmi Alvaro sebenarnya tidak terlahir dari seorang qori atau ahli membaca al-Quran. Ia hanya mewarisi bakat ibundanya dalam hal seni tarik suara. Sedangkan ayahnya seorang jebolan pesantren, yang kemudian bekerja sebagai seorang apoteker. Tetapi kedua orang tuanya begitu perhatian dan melihat bakat yang terpendam dalam diri putranya, khususnya dalam seni baca al-Quran.

Menjadi juara dalam seni baca al-Quran sampai level internasional bukanlah sesuatu yang terbayangkan sebelumnya pada diri orang tua Najmi. Orang tuanya hanya melihat bakat yang terpendam dalam diri anaknya, dan berkomitmen untuk terus mendorongnya mengasah dan mengembangkan bakat tersebut.

Bakat itu tampak sejak balita. Keluarganya kebetulan tinggal di dekat sebuah masjid di kampung. Sejak usia 6 tahun, Najmi Alvaro sudah gemar membaca al-Quran, menirukan bacaan-bacaan al-Quran yang biasanya dilantunkan di masjid sebelum azan. Ia juga suka melantunkan azan, mendendangkan shalawat, dan menyanyikan nasyid.

Melihat potensi dan semangat yang besar pada diri Najmi, orang tuanya kemudian mengirimkannya pada les privat baca al-Quran seminggu sekali, dari satu guru ngaji ke guru ngaji yang lain. Bakat itu ternyata juga dilihat oleh guru-gurunya, sehingga mendorongnya untuk memperdalam ilmunya di pesantren. Dengan penuh semangat, Najmi kemudian hijrah ke Jawa untuk menimba ilmu di pesantren Alkautsar.

Ketika di Kalimantan, Najmi sebetulnya sudah beberapa kali mengikuti perlombaan tilawah al-Quran, pada tingkat daerah dan nasional, dan meraih juara beberapa kali. Tahun 2022, Najmi pernah menjuarai lomba Festival Anak Soleh (FAS) di Palembang. Ia juga menjuarai MTQ di tingkat kabupaten dan provinsi.

Selama belajar di pesantren, Najmi mendapat bimbingan dari guru-guru ngaji yang baik. Najmi berlatih membaca al-Quran tiga kali sehari, setiap setelah subuh, setelah ashar, dan setelah Isya’.

Tercatat, ia pernah belajar mengaji kepada beberapa guru, seperti Ustadz Misrani, Guru Sahran, Guru Syahrir, Syamsuri Firdaus (Qori Internasional), Guru Muhammadun Buntok, Buya Ali, dan kini dibimbing secara intensif oleh Ustadzah Yanti Susanti, seorang dosen di Institut Ilmu al-Quran.

Baca juga: Seni sebagai Dimensi Artistik Islam 

Melihat kemampuan dan prestasi yang telah dicapai Najmi, menarik banyak qori-qori untuk merekomendasikannya ke berbagai event internasional. Mendapatkan semangat dan dorongan kuat dari orang tua dan dari kolega-kolega sesama pembaca al-Quran tentu menjadi spirit tersendiri bagi Najmi Alvaro.

Perjuangan Najmi didorong oleh kemandirian dan semangat kuat dari dalam diri. Dalam beberapa event perlombaan, ia mendaftar lomba secara mandiri, dengan support dan pendampingan dari guru-gurunya.

Sebagai pembaca al-Quran, Najmi memiliki karakter kuat dengan bacaan yang fasih, penuh penghayatan, plus suara yang indah. Tak heran bacaan al-Qurannya menarik hati banyak dewan juri dan penggemar dalam setiap ajang perlombaan.

Orang tuanya berkomitmen untuk terus mendorong Najmi untuk memperdalam keilmuan al-Quran, bukan hanya pada seni baca al-Quran, tetapi juga hafalan (tahfidz al-Quran) dan ilmu tafsir al-Quran. Harapannya, kelak ia akan menjadi seorang ahli al-Quran di masa depan.

Gambar: Menteri Agama memberikan penghargaan kepada Muhammad Najmi Alvaro.

Makna bagi Indonesia

Dengan kehadiran Najmi, nyatanya banyak pihak yang turut merasa bangga terhadap prestasi yang dicapainya. Bukan saja orang tuanya, tetapi masyarakat Kalimantan Selatan juga merasa bangga ada anak rantau yang mengharumkan daerahnya.

Hadirnya Najmi Alvaro menambah angka deretan pembaca al-Quran dari kalangan generasi muda Indonesia yang mendapatkan reputasi internasional dengan prestasi-prestasinya yang gemilang. Sebelumnya, ada qori dan qoriah muda yang lebih dahulu kondang, seperti Syamsuri Firdaus dari Bima, Salman Amrillah dari Bandung, Putri Diana Abdul Jabbar dari Sukabumi, dan banyak lagi.

Pada acara Halal Bihalal Kemenag hari Rabu (9/04/2025) yang lalu, menteri agama Nasaruddin Umar, yang juga rektor Institut Ilmu al-Quran (IIQ) Jakarta, juga memberikan apresiasi dan penghargaan atas prestasi Najmi. Bagi Menag Nazaruddin, ini menunjukkan semakin meningkatnya minat dan antusiasme generasi muda Indonesia terhadap al-Quran.

Prestasi Najmi juga semakin membuktikan reputasi Indonesia sebagai gudang pembaca al-Quran di dunia Islam. Meski Indonesia bukan negeri Arab di mana al-Quran dan risalah kenabian diturunkan, tetapi umat Muslim di Indonesia tidak kalah dengan negara-negara Muslim Arab yang lain dalam hal penguasaan ilmu, keindahan seni membaca, dan tulis-menulis al-Quran. Wallahua’lam.

Tidarislam.co

Baca juga: Indonesia Akan Menjadi Pusat Tilawah Dunia 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *