Oleh: Fathya Nida Cahyani
Tidarislam.co- Dalam kehidupan ini manusia tidak terlepas dari penggunaan bahasa, bahasa merupakan alat komunikasi utama yang memungkinkan untuk berinteraksi, bertukar pikiran, menyampaikan perasaan, serta membangun interaksi sosial. Melalui bahasa, manusia dapat menyajikan ide, gagasan, dan pengetahuan secara efektif kepada orang lain. Selain itu, bahasa juga berperan penting dalam pembentukan identitas budaya dan soaial suatu masyarakat.
Di era sekarang ini bahasa mulai mengalami perkembangan, salah satunya muncul bahasa gaul. Bahasa gaul digunakan dalam percakapan sehari-hari khususnya pada generasi muda, bahasa gaul tidak hanya digunakan dalam konteks sosial non-formal namun kini mulai merambah ke ranah akademik sehingga menimbulkan pro dan kontra dalam penggunaannya terutama di lingkungan pendidikan dan ilmiah.
Apa Itu Bahasa Gaul?
Bahasa gaul merupakan gaya bahasa yang dimodifikasi dari berbagai macam bahasa, termasuk bahasa Indonesia sehingga bahasa gaul tidak memiliki sebuah struktur gaya bahasa yang pasti (Nurhasanah et al., 2014). Kata-kata dalam bahasa gaul cendurung pendek dan singkat. Bahasa gaul cenderung santai, ekspresif, dan humoris.sebenarnya bahasa gaul sudah mulai muncul dikalangan masyarakat pada tahun 1980-an dulu bahasa gaul dikenal dengan bahasa prokem (Rif’at et al., n.d.). Makna bahasa gaul juga bisa berbeda beda tergantung konteks saat digunakannya.
Contoh bahasa gaul yang memiliki artian sesuai dengan konteks penggunaannya dan juga intonasi yang digunakan, yaitu “sakit” kata ini bisa menggambarkan situasi atau kondisi sedang tidak sehat namun kata ini juga diartikan menjadi keren. Kata “sakit” bisa berarti “keren” ketika diganakan untuk mengungkapkan rasa kagum terhadap sesuatu yang luar biasa. Contoh lainnya adalah kata “sad” kata ini bisa diartikan sedih, namun juga bisa digunakan sebagai bercanda dengan nuansa ironis tergantung inonasi yang digunakan. Kata gaul lainnya yaitu “santuy” yang berarti santai, “baper” yang berarti bawa perasaan, dan ada serapan dari bahasa asing yaitu “chrige”, “vibes”, dan “flexing”.
Allah SWT. berfirman dalam surat al Ahzab ayat 70-71 yang artinya “Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan ucapkanlah perkataan yang benar. Niscaya Allah memperbaiki amal-amalmu dan mengampuni dosa-dosamu. Dan barangsiapa menaati Allah dan Rasul-Nya, maka sungguh, dia menang dengan kemenangan yang besar.”
Surat ini menjelaskan bagaimana Allah memerintahkan kita untuk bertutur kata dengan benar, sehingga bahasa gaul kurang cocok dalam kehidupan sehari-hari terutama di lingkungan akademik.
Bahasa Gaul di Lingkungan Akademik
Dalam lingkungan akademik bahasa digunakan dalam komunikasi secara langsung maupun secara tidak langsung. Maksud dari komunikasi langsung adalah interaksi langsung secara lisan dan spontan melalui percakapan baik antar teman sebaya, diskusi kelompok, hingga komunikasi antara guru dengan murid. Dalam situasi ini bahasa berperan penting sebagai alat untuk menyampaikan gagasan, bertanya, dan berdiskusi, dalam penyampaiannya juga haru jelas dan lugas agar tidak terjadi kesalahpahaman.
Sementara itu, komunikasi tidak langsung merujuk kepada aktivitas berbahas yang dituangkan dalam bentuk tulisan, seperti makalah, laporan penelitian, skripsi, dan karya tulis ilmiah lainnya. Penggunaan bahasa yang baik dan benar menjadi sangat krusial, karena bahasa tulis akademik harus mengikuti struktur dan kaidah kebahasaan yang baku, termasuk dalam ejaan, tanda baca, setra tata kalimat sangat diperhatikan. Tujuannya adalah agar tulisan tersebut dapat dipahami secara jelas, logis, dan profesional oleh pembaca dari latar belakang yang berbeda.
Penggunaan bahasa yang baik dan benar sangat dibutuhkan dalam kehidupan pendidikan karena mencerminkan kemampuan berpikir dan kualitas akademik seseorang. Mahasiswa maupun pelajar yang mampu menyampaikan ide secara sistematis dan sesuai dengan kaidah bahasa menunjukkan kedisiplinan intelektual dan etika ilmuah. Sebaliknya, penggunaan bahasa yang tidak beraturan dapat menurunkan mutu tulisan dan menimbulkan ambiguitas dalam penyampaian pesan.
Baca juga: Ketika Bahasa Asing Menjadi Gengsi
Bahasa gaul yang berkembang di kalangan generasi muda merupakan bagian dari kreativitas mereka dalam mengolah kata baku si didalam Bahasa Indonesia menjadi kata yang tidak baku (Muliana, n.d.). Penggunaannya dalam komunikasi informal di lingkungan akademik, seperti dalam obrolan santai atau diskusi nonresmi, sering kali membantu membangun keakraban dan mempererat hubungan sosial antar pelajar. Namun, permasalahan muncul ketika bahasa gaul tersebut ikut terbawa dalam konteks formal seperti presentasi akademik, debat ilmiah, atau bahkan dalam penulisan karya tulis.
Oleh karena itu, penting bagi pelajar untuk memiliki kemampuan memilah dan menempatkan bahasa sesuai dengan situasi dan tujuan komunikasi. Penggunaan bahasa gaul tidak salah selama digunakan pada tempat yang tepat, yaitu dalam interaksi informal dan sosial. Namun, dalam konteks akademik, penggunaan bahasa baku harus diutamakan untuk menjaga kualitas komunikasi dan mencerminkan integritas ilmiah. Dengan menyeimbangkan penggunaan kedua jenis bahasa tersebut, pelajar tidak hanya dapat tetap relevan dalam pergaulan sosial, tetapi juga tetap menjunjung tinggi etika berbahasa dalam dunia pendidikan.
Dampak Penggunaan Bahasa Gaul dalam Lingkungan Akademik
Penggunaan bahasa gaul yang semakin marak dikalangan pelajar dan mahasiswa membawa dampak yang beragam bagi lingkungan akademik. Penggunaan bahasa gaul memberikan dampak positif dan negatif dalam penggunaannya. Dalam beberapa aspek, bahasa gaul memungkinkan terciptanya komunikasi yang lebih santai dan akrab antar teman sebaya, sehingga suasana belajar menjadi lebih terbuka dan tidak kaku. Hal ini dapat menigkatkan rasa kebersamaan dan kerja sama, terutama dalam kegiatan kelompok dan diskusi informal. Selain itu, bahasa gaul juga mencerminkan kreativitas berbahasa dikalangan generasi muda. Sering kali bahasa gaul unik dan inovatif, serta ekspresif. Dengan pendekatan yang tepat, bahasa gaul bahkan bisa dijadikan jembatan untuk memperkenalkan nilai-nilai budaya populer kepada dunia akademik.
Di sisi lain, bahasa gaul juga yang berlebihan dapat memberikan dampak negatif dalam lingkungan akademik, terutama dalam kemampuan berbahasa formal. Kecenderungan membawa kebiasaan berbahasa gaul ke dalam tulisan akademik dan komunikasi resmi membuat mereka kesulitan untuk membedakan antara konteks formal dan informal. Hal ini dapat berdapakm pada penurunan kualitas tulisan ilmiah dan melemahkan pemahaman terhadap struktur Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Tidak hanya itu, penggunaan bahasa gaul dapat memengaruhi etika komunikasi dalam dunia akademik, seperti ketika menyampaikan pendapat di depan dosen atau dalam forum resmi bahasa gaul dianggap kurang sopam dan tidak menghargai norma akademik. Dalam jangka panjang, hal ini dapat menciptakan sikap permisif terhadap gaya komunikasi yang tidak sesuai serta berpotensi menurunkan citra dan integritas lingkungan pendidikan.
Pentingya Literasi Bahasa di Lingkungan Akademik
Pentingnya literasi bahasa di lingkungan akademik memegang peranan yang sangat penting dalam pendidikan. Karena menjadi dasar utama dalam proses pembelajaran, komunikasi ilmiah, dan pengembangan pemikiran kritis. Kemampuan untuk membaca, menulis, memahami, dan menyampaikan informasi dengan baik tidak hanya memengaruhi prestasi akademik, tetapi juga menentukan sejauh mana seseorang mampu berpikir secara logis dan argumentatif. Di lingkungan pendidikan tinggi, misalnya, mahasiswa dituntut untuk mampu menulis makalah, membaca jurnal ilmiah, serta berdiskusi dalam forum akademik menggunakan bahasa yang jelas, terstruktur, dan sesuai kaidah. Literasi bahasa yang baik juga membantu mahasiswa dalam menyusun skripsi, tesis, atau disertasi yang memenuhi standar akademik.
Selain itu, literasi bahasa berfungsi sebagai alat untuk menyaring informasi secara kritis, membedakan fakta dari opini, serta menghindari kesalahpahaman dalam komunikasi ilmiah. Oleh karena itu, penguatan literasi bahasa di lingkungan akademik menjadi kebutuhan mendasar yang tidak bisa diabaikan, agar lulusan institusi pendidikan tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga mampu berkomunikasi secara efektif dan bertanggung jawab dalam masyarakat.
Kesimpulan
Bahasa gaul merupakan cerminan dinamika budaya generasi muda yang penuh kreativitas dan ekspresi. Meskipun mampu menciptakan kedekatan sosial dan suasana komunikasi yang santai, keberadaannya di lingkungan akademik perlu disikapi dengan bijak. Penggunaan bahasa gaul yang tidak tepat dapat menurunkan kualitas komunikasi ilmiah dan melemahkan literasi bahasa formal yang menjadi pilar utama dunia pendidikan.
Oleh karena itu, penting bagi pelajar dan mahasiswa untuk memiliki kemampuan memilah dan menempatkan bahasa sesuai konteksnya. Dengan menjaga keseimbangan antara bahasa formal dan bahasa gaul, generasi akademik dapat menjadi komunikator yang cerdas, santun, dan tetap relevan dalam kehidupan sosial maupun ilmiah. Sebab, bahasa bukan hanya alat komunikasi, tetapi juga cerminan integritas dan jati diri intelektual.
Referensi
- Muliana, H. (n.d.). Analisis Nilai Moral Bahasa Gaul (Alay) terhadap Pendidikan Remaja pada Media Sosial.
- Nurhasanah, N., Esa, U., Jakarta, U., Arjuna, J., Tol, U., Kebon, T., & Jakarta, J. (2014). Pengaruh Bahasa Gaul terhadap Bahasa Indonesia (Vol. 11).
- Rif’at, A., Fakultas, A., Bisnis, E., Pembangunan, U., & Veteran’ Yogyakarta, N. “. (n.d.). Penggunaan Bahasa Indonesia dan Bahasa Gaul di Kalangan Remaja.