Oleh: Nur Uzlyfatul Hadi
Tidarislam.co- Indonesia dikenal sebagai negara yang kaya akan keberagaman, baik dari segi suku, budaya, maupun agama. Dalam kehidupan masyarakat yang pluralistik ini, toleransi menjadi kunci utama terciptanya harmoni dan keberagaman. Salah satu cara untuk menanamkan nilai-nilai toleransi yaitu melalui dakwah.
Dakwah sendiri merupakan cara untuk menyebarkan ajaran agama kepada orang lain. Namun, dalam berdakwah tentunya sikap toleransi sangat diperlukan agar pesan yang disampaikan dapat diterima dengan baik di kalangan masyarakat.
Salah satu tokoh dakwah yang menonjol dalam dakwah mengedepankan toleransi yaitu Ustadz Felix Siauw. Melalui gaya dakwahnya yang khas, ia berhasil menyatukan perbedaan dan menumbuhkan rasa saling menghargai di masyarakat.
Felix Siauw merupakan seorang dai, penulis, sekaligus influencer muslim keturunan Tionghoa-Indonesia yang lahir di Palembang pada 31 januari 1984. Ia memeluk Islam pada 2002 saat masih berkuliah di IPB. Felix Siauw dikenal di kalangan generasi muda karena gaya dakwahnya yang tegas, kreatif dan mudah dipahami. Bukan hanya itu, ia juga dikenal aktif berdakwah melalui media sosial, khususnya Youtube dan Instagram. Ia memanfaatkan platform online untuk menyebarkan ajaran Islam dengan cara yang kreatif dan mudah dipahami.
Felix Siauw memulai dakwahnya setelah menjadi mualaf dan semakin dikenal hingga saat ini. Kegiatan dakwah Felix Siauw berlangsung di berbagai platform, mulai dari ceramah secara langsung, komunitas dakwah “Yuk Ngaji”, hingga media sosial dan youtube. Ia menulis sejumlah buku populer diantaranya Beyond The Inspiration, Muhammad Al Fatih 1453, Khalifah Remake, Udah Putusin Aja dan masih banyak lagi. Nah buku-buku tersebut banyak mengandung nilai-nilai yang bersumber dari Al-Quran dan Hadist.
Baca juga: Pentingnya Memupuk Toleransi dan Kerukunan Umat Beragama
Salah satu poin penting dalam dakwah Ustadz Felix Siauw adalah menekankan toleransi dan menjaga kerukunan antar umat. Tidak hanya toleransi dan menjaga kerukunan antar umat beragama, tetapi sesama umat muslim juga sangat diperlukan. Hal tersebut dikarenakan adanya perbedaan furu’iyah seperti perbedaan jumlah rakaat dalam sholat tarawih yang sering menimbulkan konflik, yang sebenarnya dapat diatasi dengan sikap saling menghormati. Umat Islam seharusnya mengedepankan persatuan dan ukhuwah islamiyah dengan mengedepankan toleransi secara internal terlebih dahulu.
Ustadz Felix Siauw mengingatkan bahwa toleransi yang benar harus didasari oleh keyakinan yang kuat dan keadilan terhadap diri sendiri terlebih dahulu. Karena ketika seseorang sudah bisa menerima kesalahan dirinya, maka ia akan lebih mudah dalam menerima perbedaan orang lain tanpa adanya rasa benci maupun dendam. Beliau mengatakan:
“Berbeda itu bukan berarti saling membenci. Kita harus belajar menghargai perbedaan, karena manusia itu mulia dan terhormat. Toleransi bukan hanya antar umat beragama, akan tetapi juga antar sesama muslim yang berbeda pendapat. Islam mengajarkan kita untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam”.
Menurutnya, toleransi berarti menghormati orang yang berbeda agama atau keyakinan. Kita tidak boleh memaksa orang lain untuk mengikuti agama kita, tetapi kita harus tetap menghargai cara mereka beribadah. Beliau menegaskan:
“Toleransi itu sederhana, ‘bagimu agamamu dan bagiku agamaku’. Artinya, kita membiarkan orang lain menjalankan keyakinannya tanpa harus ikut serta atau mengamalkannya. Ini merupakan sikap bijak sesuai ajaran Rasulullah SAW”.
Selain itu, ia mengingatkan bahwa toleransi bukan berarti kita harus mengubah keyakinan sendiri. Kita tetap harus yakin dengan agama kita, tetapi juga tidak memusuhi orang lain yang berbeda. Dengan begitu, hidup di masyarakat yang beragam bisa menjadi lebih damai dan harmonis.
Dalam dakwahnya, Ustadz Felix Siauw sering mengajak untuk bersikap bijak di media sosial, terutama dalam menyikapi perbedaan pendapat. Tidak hanya itu, ia juga mengajak untuk berpikir kritis dan menekankan pentingnya berdiskusi secara terbuka dengan orang-orang yang memiliki pandangan berbeda untuk mencari solusi atau titik tengah.
Baca juga: Toleransi Beragama dalam Perspektif Syariah
Meskipun ia terlahir dari keluarga Katolik, ia tetap menjaga hubungan baik dengan keluarganya dan menunjukkan sikap saling menghormati dengan anggota keluarganya yang berbeda agama. Dalam kehidupan sehari-hari, Ustadz Felix Siauw membagikan pengalaman pribadinya dalam keluarganya yang berbeda agama sebagai contoh nyata toleransi. Ia menulis di media sosialnya:
“ Kami duduk di meja makan bersama keluarga yang berbeda agama, masing-masing menjalankan ibadahnya dengan cara sendiri. Tidak ada masalah, itu toleransi yang sebenarnya.”
Dalam sebuah ceramah yang diunggah di Youtube yang berjudul “Bagaimana cara menyikapi toleransi beragama?” Ustadz Felix Siauw menjelaskan bahwa Islam mengajarkan sikap toleransi yang seimbang dan penuh hikmah. Ia menegaskan bahwa tidak ada paksaan dalam agama, sehingga setiap orang berhak dalam memilih keyakinannya sendiri tanpa ada paksaan. Namun, ketika seseorang sudah memeluk Islam, maka seharusnya ia mengikuti aturan agama tersebut dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab. Beliau menyampaikan bahwa:
“Islam itu indah karena mengajarkan kita untuk saling menghargai setiap orang dengan keyakinannya masing-masing. Rasulullah SAW tidak pernah mencela atau melaknat orang yang berbeda agama. Ini adalah contoh toleransi yang sejati karena menghormati tanpa harus memaksa”.
Melalui dakwah digital, Ustadz Felix Siauw berhasil menjangkau berbagai kalangan, terutama generasi muda. Dengan cara dakwahnya yang mengedepankan toleransi dan pengertian, beliau membantu banyak orang memahami bahwa Islam adalah agama yang mengajarkan kedamaian dan saling menghargai perbedaan, serta mampu memberikan solusi berbagai permasalahan sosial di era digital. Dengan dakwahnya yang menggabungkan ajaran agama dan nilai toleransi diharapkan dapat memperkuat persatuan ditengah keberagaman.
Baca juga: Merawat Kebhinekaan dengan Moderasi, Komunikasi, dan Edukasi Toleransi
Ustadz Felix Siauw memberikan gambaran yang jelas tentang bagaimana menyatukan perbedaan. Toleransi harus diterapkan dalam kehidupan nyata, bukan hanya teori. Sikap toleransi harus diwujudkan dalam interaksi sehari-hari dengan menjaga komunikasi yang baik dan menghindari perdebatan yang tidak perlu. Selain itu, memperkuat toleransi di antara sesama muslim dapat menjadi fondasi sebelum memperluas sikap toleran kepada umat lain. Dengan memahami dan mengamalkan prinsip toleransi tersebut, masyarakat Indonesia yang majemuk dapat hidup secara berdampingan. Sikap toleransi yang diajarkan Ustadz Felix Siauw dapat menjadi contoh nyata bagaimana perbedaan dapat disatukan dengan saling menghormati dan menjaga persatuan.
Nur Uzlyfatul Hadi, merupakan mahasiswa S1 Program Studi Akuntansi Universitas Nahdlatul Ulama Yogyakarta